Tujuan Luther 95_Dalil

Gambar Luther sedang memasangkan 95 Tesis di pintu Gereja Wittenburg pada 1517, karya Ferdinand Pauwels.

95 Tesis ditulis sebagai usulan untuk [[perdebatan|diperdebatkan secara konteks akademik resmi,[33] meskipun tidak ada bukti bahawa peristiwa tersebut pernah terjadi.[34] Dalam bagian judul 95 Tesis, Luther mengundang para cendekiawan yang berminat dari kota-kota lain untuk turut serta. Mengadakan debat semacam itu merupakan suatu hak istimewa yang dimiliki Luther sebagai seorang doktor, dan bukan merupakan suatu bentuk yang tidak lazim dalam penyelidikan akademik.[33] Luther menyiapkan dua puluh set dari 95 Tesis untuk diperdebatkan di Wittenberg antara 1516 dan 1521.[35] Andreas Karlstadt pernah menuliskan satu set tesis semacam itu pada April 1517, dan tesisnya lebih radikal dalam hal teologis daripada tesis Luther. Beliau memasangkannya di pintu Gereja Semua Orang Kudus, tempat Luther diduga melakukannya juga dengan 95 Tesis. Karlstadt memasangkan tesisnya pada saat relikui-relikui gereja sedang diperlihatkan, dan hal ini mungkin dianggap sebagai suatu tindakan provokatif. Demikian pula Luther memasangkan 95 Tesis pada malam menjelang Hari Raya Semua Orang Kudus, hari paling penting pada tahun tersebut untuk menampilkan relikui-relikui di Gereja Semua Orang Kudus.[36]

Tesis-tesis Luther dimaksudkan untuk memulai suatu perdebatan di kalangan akademisi, bukan untuk suatu revolusi umum,[35] namun terdapat indikasi bahawa dia memandang tindakannya sebagai nubuat dan berarti penting. Sekitar waktu tersebut, dia mulai menggunakan nama "Luther" serta terkadang "Eleutherius", kata Yunani untuk "bebas", dan bukan "Luder". Hal ini tampaknya mengacu pada terbebasnya dia dari teologi skolastik yang pernah dia tentang sebelumnya pada tahun itu.[37] Luther kemudian mengklaim tidak menginginkan 95 Tesis disebarluaskan. Elizabeth Eisenstein berpendapat bahawa dakwaan keterkejutan atas kesuksesannya mungkin mengandung unsur penipuan diri, dan Hans Hillerbrand mengklaim bahawa Luther tentu berniat untuk menimbulkan suatu kontroversi besar.[1] Beberapa kali Luther tampaknya menggunakan sifat akademik dari 95 Tesis sebagai suatu selubung yang memungkinkannya menyerang keyakinan-keyakinan yang ada sembari memungkinkannya menyangkal bahawa dia berniat untuk menyerang ajaran gereja. Karena menulis satu set tesis untuk suatu perdebatan belum tentu berarti bahawa penulisnya menganut pandangan-pandangan yang ditulisnya, Luther dapat menyangkal kalau dia memegang gagasan-gagasan yang dianggap paling provokatif itu di dalam 95 Tesis.[38]